Amr Khaled Berdakwah dengan Cara Berbeda
Khaled mengenakan pakaian kasual dan menggunakan bahasa Mesir yang biasa dipakai dalam pergaulan sehari-hari dalam ceramahnya. Biasanya, para imam dan penceramah memiliki kecenderungan menggunakan pakaian klasik Arab saat berceramah.
Keunikan Khaled dalam memberikan ceramah agama, telah membuatnya menjadi salah salah satu penceramah terkenal di dunia. Bahkan, belum lama ini namanya disebut di urutan ke-13 dalam daftar orang paling berpengaruh di dunia oleh Majalah Time.
Selain itu, Khaled juga memliliki salurannya sendiri di Youtube, membuat ia bisa menjangkau lebih banyak audiens. Ia pun lalu karib disebut Muslim Televangelist. Rekaman ceramahnya dalam bentuk DVD pun banyak diburu orang.
Di Virgin, sebuah toko yang menjual DVD di Kairo, Mesir, DVD berisi rekaman ceramah Khaled bertengger di rak bagian atas dan masuk kategori best seller, bersebelahan dengan DVD Bruce Willis dan Charlie Chaplin.
Di sisi lain, gayanya yang beda dalam memberikan ceramah telah menuai kritik dari sejumlah ulama yang telah mapan dan dia harus meninggalkan tempat kelahirannya, Mesir. Namun, melalui ceramahnya di televisi dan disiarkan melalui satelit, telah membuatnya memiliki banyak audiens.
Jadi, ceramahnya tak lagi dibatasi oleh dinding-dinding sebuah masjid atau aula. Apa yang ia sampaikan dalam ceramahnya telah menembus dan melampaui batas-batas negara. Sebab, audiens di mana pun berada yang terjangkau siaran bisa mendengar ceramah dan melihat gaya ceramahnya.
Seorang perempuan muda Kairo, mengungkapkan, rahasia sukses Khaled dalam berceramah sebenarnya sederhana saja. ''Dia berbicara dengan menggunakan bahasa kami,'' kata perempuan yang mengenakan kerudung berwarna-warni itu.
Geneiva Abdo, seorang penulis, mengatakan, perbedaan Khaled dengan penceramah lainnya terletak pada bahasa yang digunakannya. Menurut dia, pengaderan penceramah dengan gaya seperti Khaled memang perlu dilakukan untuk memenuhi kebutuhan yang ada sekarang ini.
''Orang-orang seperti Khaled, telah menemukan sebuah cara untuk menyisipkan nilai-nilai agama ke dalam gaya hidup yang lebih modern. Dengan kata lain, perilaku Anda yang menentukan apakah Anda bisa disebut sebagai Muslim yang baik atau bukan,'' kata Abdo. Dalam konteks ini, ungkap Abdo, para penceramah seperti Khaled melontarkan paradigma berbeda.
Sukses besar yang diraih Khaled melalui ceramah di televisi dengan audiens berjumlah jutaan orang di seluruh dunia, mendorongnya untuk lebih jauh berkiprah. Kini, ia berencana meluncurkan sebuah reality show 'The Apprentice', menurut versinya sendiri.
Acara serupa berasal dari AS, yang mempertunjukkan pebisnis ternama, Donald Trump, mencari seorang kandidat yang dianggap bisa menjalankan bisnis yang dimilikinya. Versi Inggris, para peserta berkompetisi untuk bisa bekerja dengan pengusaha Lord Sugar.
''Tujuan acara yang saya buat, bukan untuk menghasilkan uang,'' kata Khaled seperti dikutip BBC baru-baru ini. Namun, kata dia, acara yang benar-benar beda dibandingkan versi AS dan Inggris ini bertujuan agar para pemuda siap memberikan dukungan dan berbuat bagi masyarakatnya.
Khaled mengungkapkan, perbedaan mendasar acara yang akan ia buat adalah para peserta tak bersaing untuk meraih keuntungan personal secara finansial. Kontestan yang menang adalah mereka yang memiliki ide terbaik untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat.
''Dalam satu misi, mereka akan pergi beberapa desa. Kami akan melihat siapa yang mampu memberikan bantuan maksimal pada keluarga-keluarga miskin di desa tersebut dibandingkan kontestan lainnya,'' jelas Khaled.
Menurut Khaled, Nabi Muhammad mengatakan bahwa bekerja untuk membantu sebuah keluarga yang miskin lebih baik dibandingkan berdiam diri di masjid selama 40 hari. ''Bagaimana sebuah keyakinan bisa membantu mendukung keberadaan sebuah masyarakat, inilah jalan saya,'' katanya.(tm) www.suaramedia.co
m
Geneiva Abdo, seorang penulis, mengatakan, perbedaan Khaled dengan penceramah lainnya terletak pada bahasa yang digunakannya. Menurut dia, pengaderan penceramah dengan gaya seperti Khaled memang perlu dilakukan untuk memenuhi kebutuhan yang ada sekarang ini.
''Orang-orang seperti Khaled, telah menemukan sebuah cara untuk menyisipkan nilai-nilai agama ke dalam gaya hidup yang lebih modern. Dengan kata lain, perilaku Anda yang menentukan apakah Anda bisa disebut sebagai Muslim yang baik atau bukan,'' kata Abdo. Dalam konteks ini, ungkap Abdo, para penceramah seperti Khaled melontarkan paradigma berbeda.
Sukses besar yang diraih Khaled melalui ceramah di televisi dengan audiens berjumlah jutaan orang di seluruh dunia, mendorongnya untuk lebih jauh berkiprah. Kini, ia berencana meluncurkan sebuah reality show 'The Apprentice', menurut versinya sendiri.
Acara serupa berasal dari AS, yang mempertunjukkan pebisnis ternama, Donald Trump, mencari seorang kandidat yang dianggap bisa menjalankan bisnis yang dimilikinya. Versi Inggris, para peserta berkompetisi untuk bisa bekerja dengan pengusaha Lord Sugar.
''Tujuan acara yang saya buat, bukan untuk menghasilkan uang,'' kata Khaled seperti dikutip BBC baru-baru ini. Namun, kata dia, acara yang benar-benar beda dibandingkan versi AS dan Inggris ini bertujuan agar para pemuda siap memberikan dukungan dan berbuat bagi masyarakatnya.
Khaled mengungkapkan, perbedaan mendasar acara yang akan ia buat adalah para peserta tak bersaing untuk meraih keuntungan personal secara finansial. Kontestan yang menang adalah mereka yang memiliki ide terbaik untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat.
''Dalam satu misi, mereka akan pergi beberapa desa. Kami akan melihat siapa yang mampu memberikan bantuan maksimal pada keluarga-keluarga miskin di desa tersebut dibandingkan kontestan lainnya,'' jelas Khaled.
Menurut Khaled, Nabi Muhammad mengatakan bahwa bekerja untuk membantu sebuah keluarga yang miskin lebih baik dibandingkan berdiam diri di masjid selama 40 hari. ''Bagaimana sebuah keyakinan bisa membantu mendukung keberadaan sebuah masyarakat, inilah jalan saya,'' katanya.(tm) www.suaramedia.co
m
Tidak ada komentar:
Posting Komentar