PROPOSAL
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
“Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran Matematika Konsep Luas dan Keliling Jajargenjang dan Segitiga
untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Kelas V SD Negeri Tegalsari 05”
Oleh :
MUH BUDIYANTO, S.Pd.SD
NIP. 19720606 199503 1 003
SEKOLAH DASAR NEGERI TEGALSARI
UPT DISDIKPORA KECAMATAN KANDEMAN
KABUPATEN BATANG
2010
SISTEMATIKA PROPOSAL PTK
A. Judul
Penelitian ini berjudul Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Pada Mata Pelajaran Matematika Konsep Luas dan Keliling Jajargenjang dan Segitiga Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V SD Negeri Tegalsari 05”
B. Bidang Kajian
Bidang kajian untuk judul di atas adalah penggunaan metodel kooperatif dengan teknik pengaturan kelompok.
C. Pendahuluan
Sering dikeluhkan oleh guru matematika bahwa pembelajaran matematika kurang disenangi oleh siswa, ini terjadi karena banyak hal yang mempengaruhi kondisi tersebut. Kondisi yang mempengaruhi hal tersebut terjadi antara lain kondisi materi matematika, kondisi guru dan kondisi siswa. Jika ditinjau dari materi matematika, maka materi/obyek matematika merupakan hal yang abstrak yang terdiri dari fakta , konsep,prinsip dari skill.Jika hal ini kurang diperhatikan oleh guru matematika, maka ini dapat menjadi salah satu penyebab kurang berhasilnya pembelajaran matematika.
Untuk mencapai hasil belajar yang optimal dalam pembelajaran suatu kompetensi dasar tertentu dalam matematika guru harus dapat memilih pendekatan, strategi, metode dari teknik/metode pembelajaran yang sesuai dengan kondisi dan situasi siswa yang akan diajar sebagai pertimbangan agar potensi siswa dapat berkembang secara optimal, maka perlu referensi.
Berdasarkan kondisi-kondisi di atas, maka gurulah yang memegang peranan penting berhasil atau tidaknya suatu tindakan pembelajaran. Karena guru merupakan pelaksana pendidikan pada tingkat yang paling bawah.
Siswa belajar dengan caranya sendiri, memerlukan pengalaman tersendiri yang berhubungan dengan pengalaman di waktu lampau sehingga guru perlu berusaha mengetahui kelebihan dan kekurangan siswanya, merencanakan kegiatan yang sesuai dengan tingkat kemampuan siswa, membangun pengetahuan dan keterampilan siswa, merencanakan dan menggunakan catatan kemajuan siswa. Siswa belajar secara mandiri melalui kerja sama dalam kelompok dapat saling tukar gagasan melibatkan siswa dalam mengambil keputusan. Siswa juga memerlukan konteks dan situasi yang berbeda dalam belajarnya sehingga perlu dipertimbangkan.
Pada kenyataannya, siswa akan belajar jika mendapatkan motivasi dari guru, bila guru menyediakan kegiatan yang menyenangkan, memperhatikan keinginan mereka, membangun pengertian melalui apa yang diketahui mereka, menciptakan suasana kelas yang mendukung dan merangsang belajar, memberikan kegiatan yang sesuai dengan tujuan pembelajaran, memberikan kegiatan yang menantang, memberikan kegiatan yang memberikan harapan keberhasilan, menghargai setiap pencapaian siswa.
Agar pembelajaran dapat terlihat santai dan terjadi kerja sama antar siswa maka pembelajaran bisa disajikan dalam bentuk kerja kelompok. Fungsi kerja kelompok adalah sebagai berikut:
a. Pengelompokan untuk mengatasi kekurangan alat-alat pelajaran :
Dalam sebuah kelas, guru akan mengajarkan luas dan keliling bangun datar jajargenjang dan segitiga; Ia tidak mempunyai bahan yang cukup untuk tiap siswa. Maka untuk memberi kesempatan yang sebesar-besamya kepada siswa, kelas dibagi atas beberapa kelompok. Tiap kelompok diberi sebuah buku untuk dibaca dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah disediakan guru.
b. Pengelompokan atas dasar perbedaan kemampuan belajar:
Di suatu kelas, guru dihadapkan pada persoalan bagai mana melaksanakan tugas sebaik-baiknya terhadap kelas yang sifatnya heterogen, yakin berbeda-beda dalam kemampuan belajar. Pada waktu pelajaran matematika, Ia menemukan bahwa ada lima orang siswa tidak sanggup memecahkan soal seperti teman-teman lainnya. Guru menyadari bahwa ia tidak mungkin rnengajar kelas dengan menyamaratakan seluruh siswa, karena ada perbedaan dalam kesanggupan belajar. Maka ia membagi para siswa dalam beberapa kelompok dengan anggota yang mempunyai kemampuan setaraf kemudian diberi tugas sesuai dengan kemampuan mereka. Sekali-kali ia meninjau secara bergilir untuk melihat kelompok mana yang membutuhkan pertolongan atau perhatian sepenuhnya.
c. Pengelompokan atas dasar perbedaan minat belajar:
Pada suatu saat para siswa perlu mendapat kesempatan untuk memilih suatu pokok bahasan yang sesuai dengan minatnya. Untuk keperluan ini guru memberikan suatu pokok bahasan yang terdiri dari beberapa sub-pokok bahasan. Siswa yang berminat sama dapat berkumpul pada suatu kelompok untuk mempelajari sub-pokok bahasan yang dimaksud.
d. Pengelompokan untuk memperbesar partisipasi tiap siswa :
Di suatu kelas, guru sedang mengajarkan Nilai Pecahan. Ia memilih suatu masalah tentang mengurutkan pecahan. Dikemukakanlah masalah-masalah khusus, satu diantaranya ialah menyamakan langkah-langkah yang harus ditempuh. Guru tidak mempunyai waktu yang berlebihan, akan tetapi ia menginginkan setiap siswa berpartisipasi secara penuh. Untuk setiap masalah diperlukan pendapat atau diskusi. Maka dipecahkan kesatuan kelas itu menjadi kelompok-kelompok yang lebih kecil dengan tugas membahas permasalahan tersebut dalam waktu yang sangat terbatas. Selesai pembahasan kelompok, setiap kelompok rnengemukakan pendapat yang dianggap pendapat kelompok tersebut. Cara mengajar ini dimaksudkan untuk merangsang tiap siswa agar ikut serta dalam setiap masalab secara intensif. Tak ada seorangpun diantara mereka yang merasa mendapat tugas lebih berat dari pada yang lain. Pengelompokkan sementara dan pendek semacam ini disebut juga rapat kilat.
e. Pengelompokan untuk pembagian pekerjaan :
Pengelompokkan ini didasarkan pada luasnya masalah, serta membutuhkan waktu untuk mem peroleh berbagal informasi yang dapat menunjang pemecahan persoalan. Untuk keperluan ini pokok persoalan harus diuraikan dahulu menjadi beberapa aspek yang akan dibagikan kepada tiap kelompok (tiap kelompok menyelesaikan satu aspek persoalan). Siswa harus mengumpulkan data, baik dari lingkungan sekitar maupun melalui bahan kepustakaan. Oleh karena itu proyek ini tidak mungkin diselesaikan dalam waktu dekat seperti halnya rapat kilat, melainkan kemungkinan membutuhkan waktu beberapa minggu. Jadi pengelompokkan disini bertujuan membagi pekerjaan yang mempunyai cakupan agak luas. Kerja kelonipok ini membutuhkan waktu yang panjang.
f. Pengelompokan untuk belajar bekerja sama secara efisien menuju ke suatu tujuan:
Langkah pertama adalah menjelaskan tujuan dari tugas yang harus dikerjakan siswa, kemudian membagi siswa menurut jenis dan sifat tugas, mengawasi jalannya kerja kelompok, dan menyimpulkan kemajuan kelompok. Di sini jelas walaupun siswa bekerja dalam kelompok masing-masing dan melaksanakan bagiannya sendiri-sendiri, namun mereka harus memusatkan perhatian pada tujuan yang akan dicapai, dan menjaga agar jangan sampai keluar dan persoalan pokok. Lain halnya dengan pengelompokkan untuk pembagian pekerjaan seperti tersebut di atas, tugas kelompok di sini tidak penlu diselesaikan dalam jangka waktu panjang, guru dapat memilih persoalan yang dapat didlskusikan di kelas.
Langkah pertama adalah menjelaskan tujuan dari tugas yang harus dikerjakan siswa, kemudian membagi siswa menurut jenis dan sifat tugas, mengawasi jalannya kerja kelompok, dan menyimpulkan kemajuan kelompok. Di sini jelas walaupun siswa bekerja dalam kelompok masing-masing dan melaksanakan bagiannya sendiri-sendiri, namun mereka harus memusatkan perhatian pada tujuan yang akan dicapai, dan menjaga agar jangan sampai keluar dan persoalan pokok. Lain halnya dengan pengelompokkan untuk pembagian pekerjaan seperti tersebut di atas, tugas kelompok di sini tidak penlu diselesaikan dalam jangka waktu panjang, guru dapat memilih persoalan yang dapat didlskusikan di kelas.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka teridentifikasi masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana siswa dapat memahami luas jajargenjang dan segitiga?
2. Bagaimana siswa dapat memahami keliling jajargenjang dan segitiga?
Berdasarkan perumusan masalah maka dapat dipecahkan dengan menggunakan metode kooperatif melalui teknik pengaturan kelompok.
E. Tujuan Penelitian
a. Untuk menetahui kebehasilan penggunaan metode pembelajaran kooperatif melalui teknik pengaturan kelompok dalam kegiatan pembelajaran Matematika kompetensi dasar menjumlahkan dan mengurangkan berbagai bentuk pecaha
b. Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh metode pembelajaran kooperatif melalui teknik pengaturan kelompok dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
c. Ikut aktif dalam mengembangkan inovasi pembelajaran khususnya mata pelajaran Matematika di Sekolah Dasar.
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Dapat mengetahui pentingnya pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif melalui teknik pengaturan kelompok dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
1. Dapat berlatih cara berfikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan.
2. Dapat mengembangkan kemampuan memecahkan masalah.
3. Mampu menyampaikan informasi atau mengomunikasikan gagasan melalui pembicaraan lisan, catatan, diagram dalam menjelaskan gagasan.
b. Bagi Guru
1. Agar Guru dapat memperbaiki mutu kinerja atau meningkatkan proses pembelajaran secara berkesimanbungan.
2. Untuk mengembangkan keterampilan guru untuk menghadapi permasalahan yang nyata dalam proses pembelajaran di kelas.
3. Meningkatkan profesionalisme guru
c. Bagi SD
Sebagai salah satu cara meningkatkan mutu SD
1. Membantu tanggung jawab sekolah dalam memperlancar pelaksanaan kurikulum.
2. Membantu sekolah dalam meningkatkan mutu lulusan
G. Kajian Pustaka
Belajar merupakan kegiatan setiap orang yang dilandasi oleh adanya perubahan tingkah laku yang baik. Menurut Oemar Hamalik (1983 : 21) mengemukakan bahwa : “Belajar merupakan suatu bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman latihan”. Tingkah laku yang baru ialah dari tidak tahu menjadi tahu, timbulnya pengertian-pengertian baru, perubahan dan sikap, kebiasaan-kebiasaan, ketrampilan, kesanggupan menghargai, perkembangan sikap-sikap social, emosional, dan pertumbuhan jasmani dan sebagainya.
Konsep belajar dalam konteks tujuan pendidikan nasional harus dimaknai sebagai belajar untuk menjadi orang yamng: beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, ber-akhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Oleh karena itu belajar seyogianya dilakukan dalam rangka pengembangan kemampuan belajar peserta didik.
Hasil adalah sesuatu yang diadakan oleh usaha (Tim Penyuluh Kamus Pusat Pembuinaan dan Pengembangan Bahasa, 1995 : 343). Sehingga hasil belajar adalah suatu perubahan yang dicapai oleh proses usaha yang dilakukan seseorang dalam interaksinya antara pengalaman dengan lingkungannya. Hasil belajar yang merupakan perubahan tingkah laku yang diperoleh melalui kegiatan secara aktif otomatis akan tersimpan dengan baik dalam ingatan peserta didik.
Pengajaran kooperatif sebagai salah satu strategi belajar mengajar adalah suatu cara mengajar dimana siswa dalam kelas dipandang sebagai kelompok atau dibagi dalam beberapa kelompok.Pengajaran kooperatif (Cooperativ Learning) merupakan pendekatan pengajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar dalam mencapai tujuan belajar. Tujuan penting dari pengajaran kooperatif adalah untuk mengajarkan kepada siswa keterampilan kerjasama, (Nurhadi, 2004:112).
Pengajaran ini sangat bermanfaat bagi siswa yang heterogen, dengan menonjolkan interaksi dalam kelompok. Model ini dapat membuat siswa lain yang memilki kemampuan dan latar belakang yang berbeda – beda berpadu menjadi satu. Beberapa hal yang harus dipenuhi dalam pengajaran kooperatif, antara lain sebagai berikut :
1) Para siswa yang tergabung dalam suatu kelompok harus merasa bahwa siswa adalah bagian dari sebuah tim yang mempunyai tujuan bersama yang harus dicapai.
2) Para siswa yang tergabung dalam sebuah kelompok harus menyadari bahwa masalah yang dihadapi siswa merupakan masalah kelompok, dan berhasil atau tidaknya kerja suatu kelompok itu menjadi tanggung jawab bersama.
3) Untuk mencapai hasil yang maksimal, siswa yang tergabung dalam kelompok tersebut harus berbicara satu sama yang lain dalam mendiskusikan masalah yang mereka hadapi.
Salah satu cara yang bisa diterapkan adalah menciptakan situasi pembelajaran yang menarik. Penerapan model pembelajaran yang tepat sangat memungkinkan siswa tertarik belajar matematika. Ada beberapa model pembelajaran yang memungkinkan siswa termotivasi untuk belajar matematika salah satunya adalah model pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning) memerlukan pendekatan pengajaran melalui pengajaran penggunaaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar dalam mencapai tujuan belajar (Holubeca, 2001).
H. Rencana Dan Prosedur Penelitian
1. Subjek Penelitian
Siswa kelas V SD Negeri Tegalsari 05 tahun pelajaran 2010/2011 yang berjumlah 13 yang terdiri dari laki-laki 6 siswa dan perempuan 7 siswa.
2. Tempat
SD Negeri Tegalsari 05 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang
3. Waktu
Dari perencanaan sampai dengan pelaporan memerlukan waktu 3 bulan yaitu dari bulan Maret sampai dengan bulan April 2011.
4. Prosedur Penelitian :
Pada kondisi awal meliputi :
4.1. Perencanaan
4.2. Pelaksanaan Tindakan
4.3. Evaluasi
4.4. Refleksi
Pada siklus pertama meliputi :
1. Perencanaan
2. Pelaksanaan Tindakan
3. Evaluasi
4. Refleksi
Pada siklus kedua meliputi :
1. Perencanaan
2. Pelaksanaan Tindakan
3. Evaluasi
4. Refleksi
I. Jadwal Penelitian
No
|
Tanggal
|
Kegiatan
|
1.
|
01 Maret 2011
|
Perencanaan penelitian
|
2.
|
16 Maret 2011
|
Persiapan penelitian
|
3.
|
17 Maret 2011
|
Pelaksanaan Siklus 1
|
4.
|
30 Maret 2011
|
Pelaksanaan Siklus 2
|
5.
|
01 April 2011
|
Pelaksanaan Siklus 3
|
6.
|
20 April 2011
|
Penulisan Laporan PTK
|
J. Biaya Penelitian
Biaya yang timbul dari kegiatan penelitian ini diambilkan dari dana BOS SD dengan perincian sebagai berikut :
1. Kertas Karton : Rp. 10.000,00
2. Spidol : Rp. 6.000,00
3. Penggaris : Rp. 3.000,00 (+)
Total Biaya : Rp. 19.000,00
K. Personalia Penelitian
No
|
Nama
|
Jabatan
|
Peran dalam Penelitian
|
1.
|
Muh Budiyanto,S.Pd.SD
|
Kepala Sekolah
|
Peneliti
|
2
|
Karsono,S.Pd.SD
|
Guru Kelas VI
|
Teman Sejawat
|
3.
|
Sunarti
|
Guru Kelas IV
|
Teman Sejawat
|
DAFTAR PUSTAKA
Depdiknas, 2008. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SD. Jakarta : BSNP
Gatot Muhsetyo,dkk, 2008. Pembelajaran Matematia SD. Jakarta : Universitas Terbuka
Tim Bina Karya Guru, 2006. Terampil Berhitung Matematika Kelas V SD/MI, Jakarta : Erlangga
Tim FKIP, 2009. Pemantapan Kemampuan Profesional, Jakarta : Universitas Terbuka
Tim Penyuluh Kamus Pusat Pembuinaan dan Pengembangan Bahasa, 1995 : 343
Udin S. Winatraputra, 2008. Teori Belajar dan Pembelajaran, 2008 : Universitas Terbuka
Wardani, IGAK, dkk, 2007. Penelitian Tindakan Kelas S1 PGSD , Jakarta : UT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar