Sabtu, 20 Mei 2017

Borobudur, Candi Budha Terbesar di Abad Kesembilan


Borobudur












.





Borobudur adalah candi Budha terbesar di abad kesembilan berukuran 123 x 123 meter. Ia selesai berabad-abad sebelum Angkor Wat di Kamboja

Borobudur, Candi Budha Terbesar di Abad Kesembilan

Siapa tak kenal Candi Borobudur? Candi Budha ini memiliki 1460 relief dan 504 stupa Budha di kompleksnya. Jutaan orang yang bersemangat untuk mengunjungi bangunan ini sebagai salah satu Keajaiban Dunia warisan. Hal ini tidak mengherankan karena arsitektural dan fungsional, sebagai tempat bagi umat Buddha untuk memanjatkan doa mereka, Borobudur menarik.
Borobudur dibangun oleh Raja Samaratungga, salah satu raja Kerajaan Mataram Kuno, keturunan dinasti Syailendra. Berdasarkan prasasti Kayumwungan, seorang Indonesia bernama Hudaya Kandahjaya mengungkapkan bahwa Borobudur adalah sebuah tempat ibadah yang selesai dibangun 26 Mei 824, hampir seratus tahun sejak masa awal dibangun. Nama Borobudur sendiri menurut beberapa orang berarti sebuah gunung yang berteras-teras (budhara), sementara yang lain mengatakan Borobudur berarti biara yang terletak di tempat tinggi.
Borobudur dibangun sebagai-teras bangunan sepuluh. Ketinggian sebelum direnovasi adalah 42 meter dan 34,5 meter setelah direnovasi karena tingkat paling bawah digunakan sebagai penahan. Enam tingkat paling bawah berbentuk bujur sangkar dan tiga tingkat atas adalah dalam bentuk lingkaran, dan di atas mereka adalah stupa Budha yang menghadap ke arah barat. Setiap tingkatan melambangkan tahapan kehidupan manusia. Sejalan dengan Buddha Mahayana, setiap orang yang berniat untuk mencapai tingkat Buddha harus melalui masing-masing tahap kehidupan.
Bagian dasar Borobudur, disebut Kamadhatu, melambangkan manusia yang masih terikat nafsu. Keempat atas cerita disebut Rupadhatu melambangkan manusia yang telah dapat membebaskan diri dari nafsu namun masih terikat rupa dan bentuk. Pada tingkat tersebut, patung Budha diletakkan terbuka, sedangkan yang lain atas tiga teras di mana stupa Budha terbatas dalam kubah dengan keutuhan disebut Arupadhatu, melambangkan manusia yang telah terbebas dari nafsu, rupa dan bentuk. Bagian paling atas yang disebut Arupamelambangkan nirwana, tempat Budha bersemayam.
Setiap tingkatan memiliki relief-relief indah yang menunjukkan betapa mahir pembuatnya. Dalam rangka untuk memahami urutan cerita di panel relief, Anda harus berjalan searah jarum jam dari pintu masuk candi. Pada reliefnya Borobudur bercerita tentang suatu kisah melegenda, yaitu Ramayana. Selain itu, terdapat pula relief yang menggambarkan kondisi masyarakat saat itu, misalnya, bantuan dari 'aktivitas petani yang mencerminkan tentang kemajuan sistem pertanian saat itu dan relief kapal layar merupakan representasi dari kemajuan pelayaran di Bergotta (Semarang).
Keseluruhan relief yang ada di candi Borobudur mencerminkan ajaran sang Budha itu. Karenanya, candi ini dapat dijadikan media edukasi bagi mereka yang ingin mempelajari ajaran Budha. YogYES menyarankan anda berjalan melalui setiap lorong sempit di Borobudur agar Anda dapat mengetahui filsafat Buddhisme. Atisha, seorang budhis asal India pada abad kesepuluh pernah berkunjung ke candi yang dibangun 3 abad sebelum Angkor Wat di Kamboja dan 4 abad sebelum Katedral Agung di Eropa.
Berkat mengunjungi Borobudur dan memiliki pasokan naskah ajaran Budha dari Serlingpa (King of Sriwijaya), Atisha mampu meningkatkan's ajaran Buddha setelah ia kembali ke India dan ia membangun sebuah lembaga agama, Vikramasila Buddhisme. Kemudian ia menjadi pemimpin biara Vikramasila dan mengajari orang Tibet tentang cara mempraktekkan Dharma. Enam naskah dari Serlingpa kemudian diringkas sebagai inti dari ajaran yang disebut "The Lamp untuk Jalan menuju Pencerahan" atau dikenal sebagai Bodhipathapradipa.
Sebuah pertanyaan tentang Borobudur yang masih terjawab sejauh ini adalah bagaimana kondisi sekitar candi ketika pada awal berdirinya dan mengapa pada saat candi itu ditemukan dalam keadaan terkubur. Beberapa hipotesis menyatakan bahwa Borobudur di yayasan awalnya dikelilingi oleh rawa-rawa dan itu terpendam karena letusan Merapi. Hal ini didasarkan pada prasasti Kalkutta bertuliskan 'Amawa' berarti lautan susu. Kata Sansekerta digunakan untuk menggambarkan terjadinya bencana. Laut susu kemudian diterjemahkan ke dalam lava Merapi. Beberapa yang lain mengatakan bahwa Borobudur tertimbun lahar dingin Gunung Merapi.
Dengan segala kehebatan dan misteri yang ada, masuk akal jika banyak orang menaruh Borobudur dalam agenda mereka sebagai tempat yang harus dikunjungi dalam hidup mereka. Selain menikmati candinya, anda juga bisa berjalan-jalan mengelilingi desa-desa sekitarnya seperti Karanganyar dan Wanurejo. Anda juga bisa pergi ke puncak batu Kendil mana Anda dapat menikmati Borobudur dan pemandangan sekitarnya. Silakan kunjungi Candi Borobudur segera ...
Teks: Yunanto Wiji Utomo

Tidak ada komentar: