Minggu, 23 Februari 2014

Mendesak, Regenerasi Ahli Komodo


Mendesak, Regenerasi Ahli Komodo
Jumat, 4 Februari 2011 | 13:48 WIB

KOMPAS IMAGES/KRISTIANTO PURNOMOSatwa endemik komodo (Varanus komodoensis) terlihat di Pulau Komodo, Taman Nasional Komodo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, Selasa (29/11/2010). Taman Nasional Komodo menjadi salah satu dari 28 finalis New 7 Wonders of Nature.
JAKARTA, KOMPAS.com — Indonesia ternyata memiliki seorang ahli komodo. Dia adalah Soeparmi Surahya (78), mantan dosen Jurusan Biologi Universitas Gadjah Mada. Namun, keahliannya tidak menurun ke generasi baru.
Dari penelitiannya tahun 1977-1989, Soeparmi memberi nama ilmiah komodo Mosasaurus komodoensis, bukan Varanus komodoensis seperti dikenal selama ini. Nama Varanus komodoensisdiberikan peneliti Belanda, Peter A Ouwens, tahun 1912, yang tercatat sebagai dokumentasi ilmiah pertama komodo.
Berdasarkan studi 12 tahun Soeparmi dan penerapan teori evolusi yang lebih baru dan modern, nama itu ternyata tidak sesuai. "Terjadi kesalahan konvergensi. Komodo memang mirip biawak, tetapi bukan termasuk genus varanus," ungkap Soeparmi yang dihubungi dari Jakarta, Rabu (2/2/2011).
Hasil studi itu dipublikasikan dalam buku Komodo: Studi Anatomi dan Kedudukannya dalam Sistematik Hewan terbitan Gadjah Mada University Press tahun 1989.
Jika disebut varanus, itu sejenis biawak—binatang pada era saat ini. Padahal, komodo berasal dari era 60 juta tahun lalu.
Menurut Soeparmi, banyak peneliti, akademisi, dan mahasiswa menemuinya mempelajari komodo. Namun, setelah ia beri bukunya, mereka kesulitan dengan teori evolusi baru.
Buku yang ia tulis banyak disimpan di Amerika Serikat, Inggris, dan Australia. Jika tak ada yang mempelajari, ia khawatir anak-anak Indonesia akan belajar komodo dari negara lain.
Soeparmi juga mengkhawatirkan proses konservasi komodo oleh Pemerintah Indonesia. Populasinya terus menurun.
Bahkan, tampilan fisik komodo di kebun-kebun binatang Indonesia jauh dari bentuk asalnya, yang gagah dan hewan raksasa dengan panjang bisa mencapai 4 meter. Komodo di kebun binatang Indonesia umumnya langsing dan pendek. Kondisi itu bisa membuat keturunan komodo yang dihasilkan memiliki varietas berbeda dengan komodo asli.
"Program konservasi komodo di Amerika Serikat yang saya lihat tahun 2010 jauh lebih berhasil. Di sana, komodo seperti yang ada di Pulau Komodo," ujarnya.
Tergerus materi
Secara terpisah, Kepala Pusat Keanekaragaman Hayati dan Konservasi Universitas Indonesia Jatna Supriatna mengatakan, minimnya ahli bidang tertentu dalam biologi disebabkan mahasiswa saat ini lebih menyukai politik dan bidang biologi yang lebih menjanjikan materi, seperti bioteknologi.
Itu sejalan kebijakan pemerintah yang memfokuskan penelitian bidang-bidang bernilai ekonomi tinggi, meniru pola riset di negara maju.
"Negara-negara maju itu sangat miskin keanekaragaman hayatinya. Sementara, basis dari bioteknologi adalah keanekaragaman hayati yang bisa dimanfaatkan untuk pangan, papan, dan obat," katanya.
Oleh karena itu, banyak peneliti asing ke Indonesia mempelajari keanekaragaman hayati. Data itu dibawa kembali ke negara mereka, yang produknya dijual termasuk ke Indonesia.
Tanpa penelitian serius dan menghasilkan produk siap pakai, lanjut Jatna, kepunahan keanekaragaman hayati Indonesia tinggal menunggu waktu.
"Indonesia unggul kompetitif dalam jumlah keanekaragaman hayati dan keunggulan komparatif dalam penggunaan keanekaragaman hayati berdasarkan tradisi suku-suku," katanya.
Untuk itu, pemerintah perlu memberi insentif agar peneliti dan mahasiswa Indonesia lebih tertarik mendalami keanekaragaman hayati Indonesia sebagai basis pengembangan bioteknologi, termasuk flora fauna endemik Indonesia. Dengan itu, Indonesia akan mandiri. (MZW)

Sumber :
Kompas Ceta

Minggu, 16 Februari 2014

Nagai Aida

Nagai Aida
by Kiroro
Intro: F C Dm Bb Fm Dm C 
 
F                    C 
 nagai aida matasete gomen 
Dsus4        D7            Gm7 
mata kyuu ni shigoto ga haitta 
Bb     C       A7       Dm 
itsumo isshoni irarenakute 
      Bb      C          F   C 
sabishii omoi wo saseta ne 
 
F                        C 
 aenai toki juwaki kara kikoeru 
Dsus4       D7         Gm7 
kimi no koe ga kasureteru 
Bb          C      A7    Dm 
hisashiburi ni atta toki no 
     Bb       C             F      C 
kimi no egao ga mune wo saratteyuku 
 
 
 
       |        F        C       Dm7 
       |kizuita no anata ga konna ni  
       |        Bb   C   F   C 
Refrao |mune no naka ni iru koto 
  I    |        F 
       |ai shiteru  
              C          Dm7   Bb  C 
       masaka ne sonna koto ienai
 
 
 
   Intro:F C Dm Bb Fm Dm C 
 
F                           C 
 anata no sono kotoba dake wo shinjite 
Dsus4      D7        Gm7 
kyou made matteita watashi 
Bb        C        A7      Dm 
egao dake wa wasurenai you ni 
    Bb        C          F  C 
anata no soba ni itai kara 
 
 
       |        F        C        Dm7 
       |waratteru anata no soba dewa  
       |           Bb 
 Refrão|sunao ni nareru no 
   II  |      F 
       |ai shiteru  
       |            C         Dm7    Bb  C 
       |demo masaka ne sonna koto ienai 
 
 
 
(SOLO Piano)F C Dm Bb Fm Dm C 
 
    Finalizaçao: 
           
         ---> Refrão I 
         ---> Refrão II 
         ---> Refrão I 
         ---> Refrão II 

Minggu, 09 Februari 2014

SATELIT BULAN

 SATELIT BULAN
A.     Bentuk Bulan
Ciri-ciri bulan :
Ø   Berbentuk bulat
Ø   Bertekstur Kasar berlubang akibat tumbukan dengan benda angkasa
Ø   Berdiameter 3.474 km
Ø   Gaya Gravitasi : 1/6 gravitasi bumi
Ø   Massa Bulan : 0,012 massa bumi
Ø   Massa Jenis Bulan : 3,4 gram/cm³
Ø   Jarak rata-rata ke bumi : 384.403 km / 30 diameter bumi
Ø   Rotasi Bulan terhadap Porosnya : 27,3 hari
Ø  Udara : Tidak Ada
Ø   Air : Tidak Ada
Ø   Kehidupan : Tidak Ada
Ø   Kunjungan Manusia ke bulan : Pernah
Ø   Tidak ada atmosfer
B.     Gerakan Bulan

Gerak bulan saat mengitari bumi :
v  Berputar pada sumbunya (rotasi)
v  Mengitari Bumi (revolusi)
v  Bersama-sama bumi mengitari matahari
1. Bulan sideris dan bulan sinodis
Sideris adalah waktu yang diperlukan bulan untuk mengelilingi bumi sebesar 360%.
Sinodis adalah waktu yang diperlukan oleh bulan dalam mengitari bumi sampai tampak seperti semula. Periode bulan sinodis 29,5 hari.
2. Fase-fase bulan
Fase bulan adalah bentuk bulan yang menghadap ke bumi selalu berubah-ubah(akibat revolusi)
v  Bulan baru = kedudukan matahari, bulan dan bumi pada satu garis lurus.
v  Bulan sabit = separuh bagian bulan yng terkena sinar matahari hanya seperempat.
v  Bulan separuh = bagian bulan yng terkena sinar matahari separuh.
v  Bulan cembung = bulan terkena sinar matahari tiga perempatnya.
v  Bulan purnama = bulan terkena sinar matahari semua.
3. GERHANA
Gerhana adalah peristiwa terhalangnya sinar matahari oleh bumi/bulan sehingga bulan/bumi tidak mendapat sinar matahari yang disebkan oleh adanya bayangan yang dibentuk bumi/bulan yang terletak dalam satu garis.
a.    Gerhana Bulan
Terjadi karena bulan memasuki bayangan bumi, hanya terjadi pada bulan purnama, dan berada diantara matahari dan bulan. Pada waktu seluruh bagian bulan masuk dalam daerah umbra (bayangan inti) bumi,  maka terjadi gerhana bulan total. Proses bulan berada dalam penumbra (daerah bayangan kabur) bisa mencapai 6 jam, sedangkan proses bulan berada dalam umbra hanya sekitar 40menit.
b. Gerhana matahari
Terjadi akibat bayangan bulan bergerak menutupi permukaan bumi. Pada gerhana matahari ini posisi bulan berada diantara matahari dan bumi, ketiganya terletak dalam satu garis yang terjadi pada waktu bulan baru.
*      Gerhana matahari Total = terjadi pada daerah yang bayangan inti(umbra), sehingga cahaya matahari tidak tampak sama sekali yang hanya terjadi 6 menit.
*      Gerhana matahari Cincin = terjadi pada daerah yang terkena lanjutan bayangan inti, sehingga matahari kelihatan seperti cincin.
*      Gerhana matahari sebagian = terjadi pada daerah yang terletak di antara umbra (bayangan inti) dan penumbra (bayangan kabur) sehingga matahari kelihatan sebagian.
4. Pasang surut air laut
Pasang adalah peristiwa naiknya permukaan air laut. Surut adalah peristiwa turunnya permukaan air laut. Pasang surut air laut terjadi akibat pengaruh gravitasi matahari dan grafitasi bulan. Akibat bumi berotasi pada sumbernya, maka daerah yang mengalami pasang surut berganti sebanyak dua kali.
Ø  Pasang purnama adalah pengaruh grafitasi bulan dan terjadi pada malam hari pada saat bulan purnama. Pasang ini menjadi maksimum apabila terjadi gerhana matahari karena air laut dipengaruhi oleh grafitasi bulan dan matahari dengan arah yang sama.
Ø  Pasang Perbani adalah pengaruh grafitasi bulan dan matahari paling kecil. Pada pasang pebani , permukaan air laut turun serendah-rendahnya. Pasang ini terdapat di bulan kuartil pertama dan kuartil ke tiga. Pasang perbani dipengaruhi oleh gravitasi bulan dan matahari saling tegak lurus

Minggu, 02 Februari 2014

The Prince and His Best Friends

The Prince and His Best Friends
Once upon a time, there lived a kind young prince named Jonathan. He was loved, and adored by his people. His two close friends were Peter Piper, the servant of the palace and Franklin Greedy, the son of  an Aristocrat.
One day, The Prince, Peter Piper, and Franklin Greedy were walking through the forest. Suddenly a group of bandits attacked the three boys near an old house. They entered the old house and blockaded the gate and doors. The three boys were trapped inside the house.
Franklin was very terrified and asked the Prince to surrender immediately, but Peter was not afraid. He urged and supported the Prince not to give up. The Prince decided not to surrender because he realised that he would become a hostage for the bandits to ask for ransom to his father, but Franklin was scared and wanted to make a deal, it made Peter suspicious about Franklin’s behaviour. So he quietly made up a plan for him and the Prince to escape.
Early at dawn, Franklin opened the front gate and unlocked the doors. The bandits entered the house in search of the Prince. When they came to the room where the Prince was supposed to be sleeping, no one was there. Suddenly they heard a horse running outside the house and saw over the window that Peter Piper and the Prince were riding away on one of the bandit’s horses.
It turns out, Peter Piper sneaked out of the house and waited in the yard, while the Prince was hiding behind the house. The bandits were very angry at Franklin and took him with them while the Prince and Peter went safely going back to the Capital.

Sabtu, 01 Februari 2014

PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS


PROPOSAL
PENELITIAN TINDAKAN KELAS

“Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran Matematika Konsep Luas dan Keliling Jajargenjang dan Segitiga
 untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Kelas V SD Negeri Tegalsari 05”




Oleh :
MUH BUDIYANTO, S.Pd.SD
NIP. 19720606 199503 1 003





SEKOLAH DASAR NEGERI TEGALSARI
UPT DISDIKPORA KECAMATAN KANDEMAN
KABUPATEN BATANG
2010

SISTEMATIKA PROPOSAL PTK


A.    Judul
Penelitian ini berjudul Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Pada Mata Pelajaran Matematika Konsep Luas dan Keliling Jajargenjang dan Segitiga Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V SD Negeri Tegalsari 05”

B.     Bidang Kajian
Bidang kajian untuk judul di atas adalah penggunaan metodel kooperatif dengan teknik pengaturan kelompok.

C.    Pendahuluan
Sering dikeluhkan oleh guru matematika bahwa pembelajaran matematika kurang disenangi oleh siswa, ini terjadi karena banyak hal yang mempengaruhi kondisi tersebut. Kondisi yang mempengaruhi hal tersebut terjadi antara lain kondisi materi matematika, kondisi guru dan kondisi siswa. Jika ditinjau dari materi matematika, maka materi/obyek matematika merupakan hal yang abstrak yang terdiri dari fakta , konsep,prinsip dari skill.Jika hal ini kurang diperhatikan oleh guru matematika, maka ini dapat menjadi salah satu penyebab kurang berhasilnya pembelajaran matematika.
Untuk mencapai hasil belajar yang optimal dalam pembelajaran suatu kompetensi dasar  tertentu dalam matematika guru harus dapat memilih pendekatan, strategi, metode dari teknik/metode pembelajaran yang sesuai dengan kondisi dan situasi siswa yang akan diajar sebagai pertimbangan agar potensi siswa dapat berkembang secara optimal, maka perlu referensi.
Berdasarkan kondisi-kondisi di atas, maka gurulah yang memegang peranan penting berhasil atau tidaknya suatu tindakan pembelajaran. Karena guru merupakan pelaksana pendidikan pada tingkat yang paling bawah.

Siswa belajar dengan caranya sendiri, memerlukan pengalaman tersendiri yang berhubungan dengan pengalaman di waktu lampau sehingga guru perlu berusaha mengetahui kelebihan dan kekurangan siswanya, merencanakan kegiatan yang sesuai dengan tingkat kemampuan siswa, membangun pengetahuan dan keterampilan siswa, merencanakan dan menggunakan catatan kemajuan siswa. Siswa belajar secara mandiri melalui kerja sama dalam kelompok dapat saling tukar gagasan melibatkan siswa dalam mengambil keputusan. Siswa juga memerlukan konteks dan situasi yang berbeda dalam belajarnya sehingga perlu dipertimbangkan.
Pada kenyataannya, siswa akan belajar jika mendapatkan motivasi dari guru, bila guru menyediakan kegiatan yang menyenangkan, memperhatikan keinginan mereka, membangun pengertian melalui apa yang diketahui mereka, menciptakan suasana kelas yang mendukung dan merangsang belajar, memberikan kegiatan yang sesuai dengan tujuan pembelajaran, memberikan kegiatan yang menantang, memberikan kegiatan yang memberikan harapan keberhasilan, menghargai setiap pencapaian siswa.
Agar pembelajaran dapat terlihat santai dan terjadi kerja sama antar siswa maka pembelajaran bisa disajikan dalam bentuk kerja kelompok. Fungsi kerja kelompok adalah sebagai berikut:
a.       Pengelompokan untuk mengatasi kekurangan alat-alat pelajaran :
Dalam sebuah kelas, guru akan mengajarkan luas dan keliling bangun datar jajargenjang dan segitiga; Ia tidak mempunyai bahan  yang cukup untuk tiap siswa. Maka untuk memberi kesempatan yang sebesar-besamya kepada siswa, kelas dibagi atas beberapa kelompok. Tiap kelompok diberi sebuah buku untuk dibaca dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah disediakan guru.
b.      Pengelompokan atas dasar perbedaan kemampuan belajar:
Di suatu kelas, guru dihadapkan pada persoalan bagai mana melaksanakan tugas sebaik-baiknya terhadap kelas yang sifatnya heterogen, yakin berbeda-beda dalam kemampuan belajar. Pada waktu pelajaran matematika, Ia menemukan bahwa ada lima orang siswa tidak sanggup memecahkan soal seperti teman-teman lainnya. Guru menyadari bahwa ia tidak mungkin rnengajar kelas dengan menyamaratakan seluruh siswa, karena ada perbedaan dalam kesanggupan belajar. Maka ia membagi para siswa dalam beberapa kelompok dengan anggota yang mempunyai kemampuan setaraf kemudian diberi tugas sesuai dengan kemampuan mereka. Sekali-kali ia meninjau secara bergilir untuk melihat kelompok mana yang membutuhkan pertolongan atau perhatian sepenuhnya.
c.       Pengelompokan atas dasar perbedaan minat belajar:
Pada suatu saat para siswa perlu mendapat kesempatan untuk memilih suatu pokok bahasan yang sesuai dengan minatnya. Untuk keperluan ini guru memberikan suatu pokok bahasan yang terdiri dari beberapa sub-pokok bahasan. Siswa yang berminat sama dapat berkumpul pada suatu kelompok untuk mempelajari sub-pokok bahasan yang dimaksud.
d.      Pengelompokan untuk memperbesar partisipasi tiap siswa :
Di suatu kelas, guru sedang mengajarkan Nilai Pecahan. Ia memilih suatu masalah tentang mengurutkan pecahan. Dikemukakanlah masalah-masalah khusus, satu diantaranya ialah menyamakan langkah-langkah yang harus ditempuh. Guru tidak mempunyai waktu yang berlebihan, akan tetapi ia menginginkan setiap siswa berpartisipasi secara penuh. Untuk setiap masalah diperlukan pendapat atau diskusi. Maka dipecahkan kesatuan kelas itu menjadi kelompok-kelompok yang lebih kecil dengan tugas membahas permasalahan tersebut dalam waktu yang sangat terbatas. Selesai pembahasan kelompok, setiap kelompok rnengemukakan pendapat yang dianggap pendapat kelompok tersebut. Cara mengajar ini dimaksudkan untuk merangsang tiap siswa agar ikut serta dalam setiap masalab secara intensif. Tak ada seorangpun diantara mereka yang merasa mendapat tugas lebih berat dari pada yang lain. Pengelompokkan sementara dan pendek semacam ini disebut juga rapat kilat.
e.       Pengelompokan untuk pembagian pekerjaan :
Pengelompokkan ini didasarkan pada luasnya masalah, serta membutuhkan waktu untuk mem peroleh berbagal informasi yang dapat menunjang pemecahan persoalan. Untuk keperluan ini pokok persoalan harus diuraikan dahulu menjadi beberapa aspek yang akan dibagikan kepada tiap kelompok (tiap kelompok menyelesaikan satu aspek persoalan). Siswa harus mengumpulkan data, baik dari lingkungan sekitar maupun melalui bahan kepustakaan. Oleh karena itu proyek ini tidak mungkin diselesaikan dalam waktu dekat seperti halnya rapat kilat, melainkan kemungkinan membutuhkan waktu beberapa minggu. Jadi pengelompokkan disini bertujuan membagi pekerjaan yang mempunyai cakupan agak luas. Kerja kelonipok ini membutuhkan waktu yang panjang.
f.       Pengelompokan untuk belajar bekerja sama secara efisien menuju ke suatu tujuan: 
Langkah pertama adalah menjelaskan tujuan dari tugas yang harus dikerjakan siswa, kemudian membagi siswa menurut jenis dan sifat tugas, mengawasi jalannya kerja kelompok, dan menyimpulkan kemajuan kelompok. Di sini jelas walaupun siswa bekerja dalam kelompok masing-masing dan melaksanakan bagiannya sendiri-sendiri, namun mereka harus memusatkan perhatian pada tujuan yang akan dicapai, dan menjaga agar jangan sampai keluar dan persoalan pokok. Lain halnya dengan pengelompokkan untuk pembagian pekerjaan seperti tersebut di atas, tugas kelompok di sini tidak penlu diselesaikan dalam jangka waktu panjang, guru dapat memilih persoalan yang dapat didlskusikan di kelas.

D.    Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka teridentifikasi masalah sebagai berikut:
1.  Bagaimana siswa dapat memahami luas jajargenjang dan segitiga?
2.  Bagaimana siswa dapat memahami keliling jajargenjang dan segitiga?
Berdasarkan perumusan masalah maka dapat dipecahkan dengan menggunakan metode kooperatif melalui teknik pengaturan kelompok.



E.     Tujuan Penelitian
a.   Untuk menetahui kebehasilan penggunaan metode pembelajaran kooperatif melalui teknik pengaturan kelompok dalam kegiatan pembelajaran Matematika kompetensi dasar menjumlahkan dan mengurangkan berbagai bentuk pecaha
b.   Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh metode pembelajaran kooperatif melalui teknik pengaturan kelompok dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
c.   Ikut aktif dalam mengembangkan inovasi pembelajaran khususnya mata pelajaran Matematika di Sekolah Dasar.

F.     Manfaat Penelitian
1.      Manfaat Teoritis
Dapat mengetahui pentingnya pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif melalui teknik pengaturan kelompok dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
2.      Manfaat Praktis
a.       Bagi Siswa
1.      Dapat berlatih cara berfikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan.
2.      Dapat mengembangkan kemampuan memecahkan masalah.
3.      Mampu menyampaikan informasi atau mengomunikasikan gagasan melalui pembicaraan lisan, catatan, diagram dalam menjelaskan gagasan.

b.      Bagi Guru
1.  Agar Guru dapat memperbaiki mutu kinerja atau meningkatkan proses pembelajaran secara berkesimanbungan.
2.  Untuk mengembangkan keterampilan guru untuk menghadapi permasalahan yang nyata dalam proses pembelajaran di kelas.
3.  Meningkatkan profesionalisme guru
c.       Bagi SD
Sebagai salah satu cara meningkatkan mutu SD
1.  Membantu tanggung jawab sekolah dalam memperlancar pelaksanaan kurikulum.
2.  Membantu sekolah dalam meningkatkan mutu lulusan

G.    Kajian Pustaka
Belajar merupakan kegiatan setiap orang yang dilandasi oleh adanya perubahan tingkah laku yang baik. Menurut Oemar Hamalik (1983 : 21) mengemukakan bahwa : “Belajar merupakan suatu bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman latihan”. Tingkah laku yang baru ialah dari tidak tahu menjadi tahu, timbulnya pengertian-pengertian baru, perubahan dan sikap, kebiasaan-kebiasaan, ketrampilan, kesanggupan menghargai, perkembangan sikap-sikap social, emosional, dan pertumbuhan jasmani dan sebagainya.
Konsep belajar dalam konteks tujuan pendidikan nasional harus dimaknai sebagai belajar untuk menjadi orang yamng: beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, ber-akhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Oleh karena itu belajar seyogianya dilakukan dalam rangka pengembangan kemampuan belajar peserta didik.
Hasil adalah sesuatu yang diadakan oleh usaha (Tim Penyuluh Kamus Pusat Pembuinaan dan Pengembangan Bahasa, 1995 : 343). Sehingga hasil belajar adalah suatu perubahan yang dicapai oleh proses usaha yang dilakukan seseorang dalam interaksinya antara pengalaman dengan lingkungannya. Hasil belajar yang merupakan perubahan tingkah laku yang diperoleh melalui kegiatan secara aktif otomatis akan tersimpan dengan baik dalam ingatan peserta didik.

 Pengajaran kooperatif sebagai salah satu strategi belajar mengajar adalah suatu cara mengajar dimana siswa dalam kelas dipandang sebagai kelompok atau dibagi dalam beberapa kelompok.Pengajaran kooperatif (Cooperativ Learning) merupakan pendekatan pengajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar dalam mencapai tujuan belajar. Tujuan penting dari pengajaran kooperatif adalah untuk mengajarkan kepada siswa keterampilan kerjasama, (Nurhadi, 2004:112).
 Pengajaran ini sangat bermanfaat bagi siswa yang heterogen, dengan menonjolkan interaksi dalam kelompok. Model ini dapat membuat siswa lain yang memilki kemampuan dan latar belakang yang berbeda – beda berpadu menjadi satu. Beberapa hal yang harus dipenuhi dalam pengajaran kooperatif, antara lain sebagai berikut :
1)   Para siswa yang tergabung dalam suatu kelompok harus merasa bahwa siswa adalah bagian dari sebuah tim yang mempunyai tujuan bersama yang harus dicapai.
2)   Para siswa yang tergabung dalam sebuah kelompok harus menyadari bahwa masalah yang dihadapi siswa merupakan masalah kelompok, dan berhasil atau tidaknya kerja suatu kelompok itu menjadi tanggung jawab bersama.
3)   Untuk mencapai hasil yang maksimal, siswa yang tergabung dalam kelompok tersebut harus berbicara satu sama yang lain dalam mendiskusikan masalah yang mereka hadapi.
Salah satu cara yang bisa diterapkan adalah menciptakan situasi pembelajaran yang menarik. Penerapan model pembelajaran yang tepat sangat memungkinkan siswa tertarik belajar matematika. Ada beberapa model pembelajaran yang memungkinkan siswa termotivasi untuk belajar matematika salah satunya adalah model pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning) memerlukan pendekatan pengajaran melalui pengajaran penggunaaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar dalam mencapai tujuan belajar (Holubeca, 2001).

H.    Rencana Dan Prosedur Penelitian
1.      Subjek Penelitian
Siswa kelas V SD Negeri Tegalsari 05 tahun pelajaran 2010/2011 yang berjumlah 13 yang terdiri dari laki-laki 6 siswa dan perempuan 7 siswa.
2.      Tempat
SD Negeri Tegalsari 05 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang
3.      Waktu
Dari perencanaan sampai dengan pelaporan memerlukan waktu 3 bulan yaitu dari bulan Maret sampai dengan bulan April 2011.
4.      Prosedur Penelitian :
Pada kondisi awal meliputi :
4.1.   Perencanaan
4.2.   Pelaksanaan Tindakan
4.3.   Evaluasi
4.4.   Refleksi
Pada siklus pertama meliputi :
1.      Perencanaan
2.      Pelaksanaan Tindakan
3.      Evaluasi
4.      Refleksi
Pada siklus kedua meliputi :
1.      Perencanaan
2.      Pelaksanaan Tindakan
3.      Evaluasi
4.      Refleksi



I.       Jadwal Penelitian
No
Tanggal
Kegiatan
1.
01 Maret 2011
Perencanaan  penelitian
2.
16 Maret 2011
Persiapan penelitian
3.
17 Maret 2011
Pelaksanaan Siklus 1
4.
30 Maret 2011
Pelaksanaan Siklus 2
5.
01 April 2011
Pelaksanaan Siklus 3
6.
20 April 2011
Penulisan Laporan PTK

J.      Biaya Penelitian
Biaya yang timbul dari kegiatan penelitian ini diambilkan dari dana BOS SD dengan perincian sebagai berikut :
1.   Kertas Karton                   :  Rp.     10.000,00
2.   Spidol                                :  Rp.       6.000,00
3.   Penggaris                           :  Rp.       3.000,00 (+)
Total Biaya                            :  Rp.     19.000,00

K.    Personalia Penelitian
No
Nama
Jabatan
Peran dalam Penelitian
1.
Muh Budiyanto,S.Pd.SD
Kepala Sekolah
Peneliti
2
Karsono,S.Pd.SD
Guru Kelas VI
Teman Sejawat
3.
Sunarti
Guru Kelas IV
Teman Sejawat


DAFTAR PUSTAKA


Depdiknas, 2008. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SD. Jakarta : BSNP

Gatot Muhsetyo,dkk, 2008. Pembelajaran Matematia SD. Jakarta : Universitas Terbuka

Tim Bina Karya Guru, 2006. Terampil Berhitung Matematika Kelas V SD/MI, Jakarta : Erlangga

Tim FKIP, 2009. Pemantapan Kemampuan Profesional, Jakarta : Universitas Terbuka

Tim Penyuluh Kamus Pusat Pembuinaan dan Pengembangan Bahasa, 1995 : 343

Udin S. Winatraputra, 2008.  Teori Belajar dan Pembelajaran, 2008 : Universitas Terbuka

Wardani, IGAK, dkk, 2007. Penelitian Tindakan Kelas S1 PGSD , Jakarta : UT